Filosofi dan Tuah Keris Pamor Lintang Kemukus
Ilustrasi Pamor Lintang Kemukus |
Seperti misalnya pamor Lintang Kemukus atau Kukus Tunggal yang bentuknya berupa garis lurus yang berada ditengah bilah mirip dengan pamor Sodo Sakler, tapi dibagian bawah atau sor-soran garis tersebut membesar membentuk pola seperti pamor Lawe Saukel, Bawang Sebungkul, atau pamor Tunggak Semi.
Baca juga: Filosofi dan Tuah Pamor Tunggak Semi
Lintang Kemukus adalah istilah orang Jawa jaman dahulu untuk menyebut bintang berekor (Komet), atau dalam hal ini lebih dimaknai sebagai bintang jatuh.
Pada jaman dulu jika melihat bintang jatuh maka orang-orang akan berdo'a memohon sesuatu yang di inginkan kepada Tuhan, karena masyarakat jaman dulu meyakini jika memanjatkan do'a ketika melihat bintang jatuh maka do'anya akan terkabul, karena melihat bintang jatuh di anggap sebuah keberuntungan atau seperti melihat pulung.
Dari kepercayaan itulah, maka secara filosofis pamor Lintang Kemukus memiliki tuah untuk membantu agar apa yang menjadi harapan atau cita-cita pemiliknya bisa cepat terkabul.
Tuah yang ada pada Keris dan pamor Keris adalah manifestasi dari do'a-do'a yang dipanjatkan Empu pembuatnya kepada Tuhan yang di iringi laku tirakat untuk memohon agar orang yang memiliki Keris tersebut dapat tercapai keinginan atau cita-citanya yang kemudian disimbolkan dengan bentuk dhapur dan pamor Keris.
Kekuatan dari do'a-do'a atau mantra-mantra itulah yang kemudian menjadi daya linuwih atau daya ghaib pada sebilah Keris yang dapat dimanfaatkan oleh pemiliknya.
Energi atau daya ghaib Keris pusaka itulah yang sering disebut sebagai angsar, karena pada dasarnya setiap tuah pada sebilah Keris tujuan awalnya pasti adalah sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi pemiliknya. Tapi seringkali setelah dipegang atau dimiliki oleh orang lain, tuah dari Keris tersebut tidak selalu bisa cocok atau selaras dengan pemiliknya yang baru.
Oleh karena itulah untuk memiliki Keris selalu disarankan untuk menayuhnya terlebih dulu untuk mengetahui cocok atau tidaknya Keris tersebut untuk dimiliki. Karena setiap Keris pada awal prmbuatannya akan disesuaikan dengan karakter dan profesi dari pemesannya.
Kekuatan ghaib dari sebilah Keris tidak selalu berasal dari khodam/jin, karena setiap Keris sepuh dibuat menggunakan bahan-bahan pilihan yang dari asalnya sudah memliki energi alam yang seringkali juga dipadukan dengan bahan pamor meteor yang mengandung bahan radioaktif.
Kekuatan yang ada pada sebilah Keris merupakan perpaduan dari energi alam yang ada pada bahan-bahan pilihan tersebut yang di olah oleh Empu pembuatnya dengan rumus dan tehnik tertentu serta melalui serangkaian laku tirakat dan do'a-do'a atau mantra-mantra khusus sehingga menghasilkan getaran energi yang dapat mempengaruhi keadaan disekitarnya.
Pada hakikatnya setiap benda di alam semesta ini memiliki energi yang tidak bisa dibentuk atau dihilangkan tapi dapat diubah bentuknya. Oleh karena itulah, selama masih ada wujudnya, sebilah Keris sepuh akan tetap memiliki energi meskipun terkadang sudah tidak sempurna lagi.
Energi alam yang terpola dan tersusun dengan baik akan menghasilkan vibrasi yang dapat mempengaruhi gelombang otak seseorang sehingga secara tidak disadari akan membawa dampak positif pada kehidupan pemiliknya. Otak akan memerintahkan gerak tubuh dan tindakan, misalnya saja menjadi lebih bersemangat, kreatif, percaya diri, dan lebih yakin bertindak sehingga kemudian lebih mudah mendapatkan rejeki atau sesuatu yang di inginkan.
Pamor Lintang Kemukus termasuk pamor yang tidak pemilih. Artinya, siapa saja bisa (cocok) memiliki Keris dengan Pamor Lintang Kemukus.
Pamor Lintang Kemukus diyakini mampu membuat pemiliknya mampu menyeleraskan energi positif yang ada pada dirinya dengan energi alam disekitarnya, sehingga apa yang dikerjakan menjadi lebih mudah dan apa yang di inginkannya akan lebih mudah tercapai.
Keris dengan pamor Lintang Kemukus diyakini secara luas memiliki tuah untuk membuat pemiliknya mudah meraih kekuasaan, untuk menambah kewibawaan, memiliki kharisma kepemimpinan, untuk kerejekian dan perlindungan secara fisik maupun non fisik.
Intinya, pamor Lintang Kemukus adalah simbol dari sebuah harapan agar semua yang di inginkan dapat tercapai seperti kepercayaan masyarakat Jawa jaman dulu bahwa jika kita memanjatkan do'a ketika ada bintang jatuh maka apa yang kita inginkan akan terkabul.
Pamor Lintang Kemukus di ibaratkan sebuah "Pulung". Barang siapa ketempatan Keris dengan pamor Lintang Kemukus maka derajat kehidupannya akan naik.
Tapi disisi lain, pamor Lintang Kemukus juga bisa dimaknai sebagai pepeling atau pengingat agar kita selalu waspada dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan agar senantiasa diberikan keselamatan.
Masyarakat Jawa jama dahulu menganggap penampakan Lintang Kemukus (Komet) adalah suatu pertanda akan datangnya musibah atau hal-hal buruk lainnya.
Masyarakat Jawa memiliki semacam primbon atau ilmu untuk menterjemahkan arti penampakan Lintang Kemukus (Komet) dilangit berdasarkan arah kemunculan komet tersebut.
Secara umum, penampakan Lintang Kemukus (Komet) memang di anggap sebagai pertanda akan datangnya hal yang kurang baik, kecuali jika Komet muncul di arah barat.
Berikut ini pertanda munculnya Lintang Kemukus berdasarkan arah kemunculannya:
• Timur (Wetan)
Yen ana lintang kemukus metu ing wetan, ngalamat ana ratu sungkawa. Para nayakaning praja padha ewuh pikirane. Wong desa akeh kang karusakan lan susah atine. Udan deres, beras pari murah, emas larang.
Terjemahan:
Jika ada bintang berekor muncul di sebelah timur, merupakan pertanda ada raja sedang berbela sungkawa. Para pengikutnya sedang bingung pikirannya. Orang desa banyak mengalami kerusakan dan bersusah hatinya. Beras dan padi murah harganya, tetapi emas mahal harganya.
• Tenggara (Kidul-wetan)
Yen ana lintang kemukus metu ing kidul-wetan ngalamat ana ratu surud (seda). Wong desa akeh kang ngalih. Udan arang, woh-wohan akeh kang rusak. Ana pagebluk, akeh wong lara lan wong mati. Beras pari larang, kebo sapi akeh kang didoli.
Terjemahan:
Jika ada bintang berekor muncul disebelah tenggara, merupakan pertanda ada raja meninggal. Orang desa banyak yang pindah. Hujan jarang, buah-buahan banyak yang rusak. Ada wabah penyakit, banyak orang sakit dan meninggal. Beras dan padi mahal, kerbau dan sapi banyak yang dijual.
• Selatan (Kidul)
Yen ana lintang kemukus metu ing kidul, ngalamate ana ratu surud (seda). Para panggedhe pada susah atine. Akeh udan, karang kitri wohe ndadi. Beras pari, kebo sapi murah regane. Wong desa pada nalangsa atine, ngluhurake panguwasane Pengeran Kang Maha Suci.
Terjemahan:
Jika ada bintang berekor muncul disebelah selatan, pertanda ada raja meninggal. Para pembesar sedang bersusah hatinya. Banyak hujan, hasil kebun melimpah hasilnya. Beras, padi, kerbau, dan sapi murah harganya. Orang desa merana hatinya, mengagungkan kekuasaan Tuhan Yang Maha Suci.
• Barat Daya (Kidul-kulon)
Yen ana lintang kemukus metu ing kidul-kulon, ngalamat ana ratu surud. Wong desa pada nindakake kabecikan. Beras pari murah, karang kitri wohe ndadi, kebo sapi akeh kang mati.
Terjemahan:
Jika ada bintang berekor muncul disebelah barat daya, pertanda ada raja meninggal. Orang desa melakukan kebajikan. Beras dan padi murah harganya, hasil kebun berlimpah ruah, kerbau dan sapi banyak yang mati.
• Barat (Kulon)
Yen ana lintang kemukus metu ing kulon bener, ngalamat ana jumenengan ratu. Panggede lan wong desa pada bungah atine. Beras pari murah. Apa kang tinandur padha subur, kalis ing ama. Udan deres tur suwe. Barang dagangan wujud apa bae padha murah regane, jalaran saka oleh kanugrahaning Pengeran.
Terjemahan:
Jika ada bintang berekor muncul disebelah barat, pertanda ada penobatan raja. Pembesar dan orang desa merasa senang hatinya. Beras dan padi murah harganya. Apa yang ditanam akan berbuah subur dan cepat membuahkan hasil. Hujan deras dan lama. Barang yang diperjual-belikan dalam bentuk apa saja akan murah harganya karena memperoleh berkah dari Tuhan.
• Barat Laut (Lor-kulon)
Yen ana lintang kemukus metu ing lor-kulon, ngalamat ana ratu pasulayan, rebutan raja darbeke lan panguwasane. Para adipati pada tukaran rebut bener. Wong desa pada sedih atine. Kebo sapi akeh kang mati. Udan lan gludhug salah mangsa. Grahana marambah-rambah tur suwe. Beras pari larang, emas murah.
Terjemahan:
Jika ada bintang berekor muncul disebelah barat laut, pertanda ada raja berselisih memperebutkan kekuasaan. Para adipati berselisih memperebutkan kekuasaan. Warga desa bersedih hatinya. Kerbau dan sapi banyak yang mati. Hujan dan petir salah musim. Kekurangan (gerhana) akan semakin meluas dan berjangka waktu lama. Beras dan padi akan mahal harganya, tapi emas murah harganya.
• Utara (Lor)
Yen ana lintang kemukus metu ing lor bener, ngalamat ana ratu ruwet panggalihe jalaran saka kisruh paprentahane, kang temahan nganakake pasulayan, banjur dadi perang. Beras pari larang, emas murah.
Terjemahan:
Jika ada bintang berekor muncul disebelah utara, pertanda ada raja yang kalut pikirannya karena kekeruhan dalam pemerintahannya. Akan timbul perselisihan yang berkembang menjadi peperangan. Beras dan padi mahal harganya, namun emas murah.
Baca juga: Minyak khusus perawatan pusaka dan berkhodam
Demikian sedikit informasi tentang filosofi dan tuah pamor Keris Lintang Kemukus yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Terima kasih
Post a Comment for "Filosofi dan Tuah Keris Pamor Lintang Kemukus"