Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Advertisement

Kisah Pertarungan Keris Sengkelat dan Keris Sabuk Inten

gambar keris sengkelat dan keris sabuk inten
Keris Sengkelat & Keris Sabuk Inten
Hartalangit.com - Keris adalah suatu simbol atau penggambaran dari suatu kejadian atau fenomena tertentu yang digambarkan secara tersirat melalui nama dhapur dan ricikan Keris. Misalnya saja Keris Sengkelat dan Keris Sabuk Inten yang diceritakan terlibat pertikaian pada jaman Kerajaan Majapahit.

Keris Sengkelat dan Keris Sabuk Inten adalah dhapur Keris yang muncul pada masa-masa akhir Kerajaan Majapahit yang mewakili dua golongan masyarakat pada masa itu yang sedang dalam suasana ketidak cocokan, yaitu antara masyarakat kelas bawah dan masyarakat kelas atas, para pemilik modal dan kaum bangsawan.


Keris Sengkelat yang merupakan singkatan dari "Sengkel atine" atau dalam bahasa Indonesia artinya "jengkel hatinya/marah" adalah simbol dari masyarakat kalangan bawah, sedangkan Keris Sabuk Inten merupakan penggambaran dari masyarakat kalangan atas dengan simbol-simbol kemewahannya. Sabuk (ikat pinggang) bertahtakan intan permata adalah suatu simbol kekayaan dan kemewahan.

Dua golongan yang berbeda jauh tingkat ekonominya ini digambarkan saling tidak cocok kemudian digambarkan melalui cerita pertarungan antara Keris Sengkelat yang mewakili masyarakat kalangan bawah yang merasa dongkol/jengkel hatinya melawan Keris Sabuk Inten yang mewakili masyarakat kalangan atas dengan kehidupan bergelimang harta dan kemewahan serta berbagai kemudahan yang didapatkan karena dekat dengan penguasa pada waktu itu.

Keris adalah benda sarat makna yang mampu menggambarkan keadaan pada masanya. Keris adalah suatu media pendekatan malalui budaya untuk kepentingan agama dan politik pada jamannya. Keris menjadi benda pusaka karena tidak hanya berfungsi sebagai senjata saja, tapi juga merupakan suatu alat yang ampuh untuk berdakwah menyebarkan agama Islam di Nusantara.

Keris di anggap sebagai benda pusaka yang ampuh karena digunakan oleh ulama-ulama besar dan orang-orang besar sebagai alat atau media dakwah pada jaman Wali Songo yang kemudian di anggap sebagai ageman para Wali. Padahal makna ageman sendiri adalah pegangan hidup, yaitu pesan yang ada pada Keris tersebut yang seharusnya dijadikan sebagai pegangan hidup, bukan fisik Keris yang dijadikan sebagai pegangan/piandel.

Keris memang bisa menjadi pusaka yang ampuh jika kita dapat menterjemahkan dan memahami makna atau pesan yang terkandung didalamnya kemudian menjadikannya sebagai pegangan hidup.


Tapi sayangnya para pemilik Keris kemudian salah menafsirkan Keris dan justru menganggap jika Keris memiliki tuah atau kekuatan ghaib yang bisa membantu mewujudkan keinginan atau tujuan dari pemiliknya. Maka Keris kemudian menjadi Sirek/Sirik karena kata "Keris" jika dibalik menjadi "Sirek" atau Sirik. Jika kita keliru dalam memaknai Keris memang dapat menjerumuskan kita dalam kesirikan karena menganggap sebuah benda memiliki kekuatan yang bisa mewujudkan keingainan kita.

Jadi jangan keliru dalam memaknai Keris, pahami apa pesan dan ajaran didalamnya, kemudian terapkan dalam kehidupan dan jadikan sebagai pegangan hidup karena itulah tuah Keris yang sesungguhnya.

Jika kita memiliki Keris, pahami dan selalu ingat filosofinya kemudian terapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan merasakan tuahnya. Karena tuah yang sesungguhnya akan kita rasakan jika kita bisa menerapkan pesan dan ajaran yang ada pada Keris sebagai ageman/pegangan hidup, bukan sebagai piandel.

Misalnya saja filosofi Keris Sabuk Inten. Jika kita ingin memiliki kehidupan yang mewah, maka kita harus bekerja keras mengencangkan ikat pinggang (sabuk) dan harus selalu ingat bahwa semua kekayaan/kemewahan yang kita dapatkan/miliki semata-mata karena belas kasih dari Tuhan Yang Maha Kuasa, yang disimbolkan dengan luk 11 yang dalam bahasa Jawa "Sewelas" atau kawelasan. Yaitu kawelasaning Gusti Alloh.

Sedangkan filosofi Keris Sengkelat, jika kita ingin memiliki wibawa yang besar dan dihormati banyak orang, maka jangan pernah membuat sengkel atine (marah) orang lain. Karena Keris Sengkelat diperuntukkan bagi para pemimpin, maka yang dimaksud adalah jangan membuat rakyat yang dipimpinnya merasa sengkel atine.


Demikian sedikit informasi tentang kisah pertarungan Keris Sengkelat dan Keris Sabuk Inten yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.

Tonton juga videonya:

Video YouTube - Harta Langit Channel

Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Kisah Pertarungan Keris Sengkelat dan Keris Sabuk Inten"

UNTUK PEMESANAN BENDA PUSAKA: