Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Advertisement

Makna dan pesan tersirat dari sebilah Keris

gambar keris nogo siluman majapahit
Keris Nogo Siluman
Hartalangit.com - Keris adalah senjata tradisional Nusantara yang memiliki nilai seni, budaya dan muatan spiritual yang jika dijabarkan dan dipahami merupakan sebuah ajaran yang luhur tentang kehidupan. Tapi pada kenyataannya, sebagian besar orang lebih menganggap Keris sebagai benda klenik yang memiliki kekuatan ghaib.

Setiap bagian Keris, dari mulai pesi, gonjo, bilah dan ricikan-ricikannya, semua mengandung makna yang dalam. Masing-masing merupakan simbol atau perlambang atau pesan yang tersirat.

Pada dasarnya, Keris adalah dua benda yang menjadi satu, yaitu warangka dan bilah Keris itu sendiri. Jika Keris dikeluarkan dari warangka/sarungnya, maka akan terpisah antara warangka dan bilah Kerisnya. Hal itu merupakan simbol dari menyatunya kawulo lan Gusti.


Selain itu, Keris juga tidak diketahui pangkal dan ujungnya. Jika yang dianggap ujung adalah tajaman Keris, hal itu di anggap aneh karena ujung tidak seharusnya dibawah, sedangkan pangkal tidak seharusnya ada di atas (Dalam posisi didalam warangka).

Jadi, Keris bisa juga disebut tanpa ujung dan tanpa pangkal, atau tanpa permulaan dan tanpa akhir yang menjadi lambang dari hidup Manusia yang berasal dari tiada dan akhirnya menjadi tiada. Yang akan tetap ada adalah Tuhan Yang Maha Esa. Adanya Manusia karena ada yang mengadakan, sehingga jika yang mengadakan tidak ada, maka tidak akan ada.

Yang berada didalam ukiran/pegangan Keris disebut Pesi atau Peksi. Pesi berasal dari kata "Pasi" yang maksudnya adalah "Panggonane Siningit", ada tapi tidak terlihat, tidak terlihat tapi ada. Hal itu melambangkan sifat Tuhan.

Pesi berada ditempat yang kosong/tersembunyi tapi "Ada", sama artinya dengan kata-kata "Adoh tanpo wangenan" atau "Jauh tidak terjangkau". Sebaliknya "kosong" itu dekat, sangat dekat namun "Tanpo senggolan" atau "Tidak bersentuhan". Sama dengan kalimat "Cedhak tanpo senggolan" artinya "Dekat tidak bersentuhan".

Istilah tersebut jika disatukan akan menjadi "Adoh tanpo wangenan, cedhak tanpo senggolan", artinya: "Jauh tidak terjangkau, dekat tidak bersentuhan". Kalimat tersebut adalah suatu istilah yang umum dalam kehidupan budaya masyarakat Jawa yang dipergunakan untuk menyebutkan sifat Tuhan.

Pesi menancap pada Gonjo (pangkal Keris) yang juga merupakan simbol dari Manunggaling kawulo lan Gusti, yang mengawali dan mengakhiri.


Keris adalah benda yang dihormati dalam budaya masyarakat Jawa, bahkan kadang sampai berlebihan seperti layaknya menghormati ke dua orang tuanya sendiri. Hal itu timbul dari rasa atau dari keyakinan hati, sehingga dilarang masih tetap dilakukan.

Selain berfungsi sebagai senjata, Keris juga menjadi wejangan atau tuntunan tentang kehidupan, yaitu sebagai perlambang Kawula lan Gusti (Manusia dan Tuhan), dua yang satu atau satu yang dua, seehingga Keris kemudian di anggap sebagai pedoman suci yang dimaksudkan agar ketika melihat sebilah Keris, kita akan teringat pada "Diri Pribadi" yang selanjutnya ingat kepada "Yang Memberi Hidup".

Bahkan nama Keris juga memiliki makna yang dalam. Keris berasal dari dua kata, yaitu "Sinengker" dan "Aris". Dalam bahasa Jawa, "Sinengker" bisa di artikan Rahasia/disembunyikan, sedangkan "Aris" artinya bijaksana/hati-hati.

Keris adalah sebuah pesan agar orang yang memilikinya dapat memiliki sikap rendah hati, tidak menonjolkan diri, dan tidak sombong yang dikiaskan dengan istilah "Sinengker". Dan diharapkan juga agar memiliki sikap yang bijaksana, hati-hati, dan tidak "Sembrono/grusa-grusu/gegabah yang dikiaskan dengan istilah "Aris".

Keris juga memiliki nama lain, yaitu "Dhuwung" yang berasal dari dua kata, yaitu "Udhu" dan "Kuwung", dimana "Udhu" berarti sumbangan/kontribusi, sedangkan "Kuwung" berarti kehormatan/kewibawaan. Jadi maksudnya, Keris diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan derajat, wibawa, dan kehormatan bagi pemiliknya.

Ada lagi nama lain dari Keris yaitu "Curigo" yang berasal dari dua kata, yaitu "Curi" dan "Raga/Rogo". Kata "Curi" dalam bahasa Jawa dapat berarti "Tajam" sedangkan "Rogo" artinya fisik/benda yang artinya benda tajam atau senjata tajam. Keris/Curigo mengandung pesan agar orang yang memiliki Keris bisa memiliki pikiran yang tajam, cerdas atau premono.

Selain itu, ada yang menyebutnya dengan Kadga yang artinya senjata tajam, ada juga yang menyebutnya sebagai siyunge Bathara Kala, karena menurut mitos, Keris awalnya diciptakan dari siyung atau gigi taringnya Bathara Kala, yaitu dewa raksasa pemakan Manusia. Kala artinya waktu, yang bisa diartikan takdir.

Keris juga termasuk sebagai Tosan Aji, yaitu "Tosan" yang artinya besi dan "Aji" artinya berharga. Keris adalah senjata yang berharga/dihormati/disakralkan yang tidak patut digunakan sembarangan.


Demikian sedikit informasi tentang makna dan pesan tersirat dari Keris pusaka yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.

Tonton juga videonya:

Video YouTube - Harta Langit Channel

Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Makna dan pesan tersirat dari sebilah Keris"

UNTUK PEMESANAN BENDA PUSAKA: