Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Advertisement

Asal-usul lulang Kebo Landoh dan khasiatnya

lulang kebo landoh
Ilustrasi Lulang Kebo Landoh
Hartalangit.com - Lulang/kulit Kebo Landoh adalah jimat yang dipercaya memiliki tuah alami untuk kekebalan. Orang yang memiliki lulang/kulit Kebo Landoh asli akan kebal terhadap serangan berbagai jenis senjata tajam.

Lulang/kulit Kebo Landoh yang asli sangat langka, dan tidak mudah untuk mendapatkannya karena konon jimat ini tidak bisa diperjual belikan secara sembarangan.

Menurut cerita, asal-usul lulang/kulit Kebo Landoh bearasal dari Desa Landoh. Awalnya ada kejadian tidak di sengaja yang menjadikan orang-orang mengetahui jika lulang Kebo Landoh ternyata memiliki tuah untuk kekebalan.


Menurut cerita, pada masa Kerajaan Mataram dibawah kepemimpinan Sultan Agung, beliau (Sultan Agung) memiliki abdi bernama mbah Saridin yang kemudian dikenal dengan julukan Syekh Jangkung.

Ketika usia mbah Saridin/Syekh Jangkung sudah sepuh, beliau memilih untuk hidup sebagai petani dengan membuka perkampungan baru.

Dalam perjalanannya mencari perkampungan, Syekh Jangkung sampai di desa Lose. Di desa tersebut dia bertemu dengan 7 orang yang sedang memperbaiki atap sebuah rumah. Dari situ Syekh Jangkung ingin membuktikan kebaikan perilaku ketujuh orang tersebut.

Lantas, Syekh Jangkung mengalihkan perhatian orang-orang tersebut dengan bertanya apakah ada warga sekitar yang akan menjual kerbau. Jika ada yang akan menjual kerbau, maka Syekh Jangkung berniat ingin membeli 2 ekor kerbau dengan alasan untuk keperluan membajak sawah.

Melihat penampilan Syekh Jangkung yang tidak meyakinkan dengan pakaian compang-camping, ketujuh orang tersebut tidak mengindahkan pertanyaannya. Mereka malah menghinanya dengan kata-kata yang menyakitkan.

Mereka mengatakan tidak akan ada orang yang mau menjual kerbau kepadanya (Syekh Jangkung). Tapi jika mau, dia akan diberi kerbau yang sudah mati.

Diluar dugaan mereka, ternyata Syekh Jangkung menerima tawaran itu. Lalu berangkatlah mereka bersama dengan Syekh Jangkung menuju ketempat keberadaan kerbau yang mati tersebut.

Sesampainya ditempat tersebut, Syekh Jangkung menatap kerbau yang sudah tidak bergerak itu. Badan kerbau yang mati tersebut sangat besar dengan tanduk yang panjang melengkung.

Setelah melihat kerbau mati itu, Syekh Jangkung kemudian sholat dan meminta kepada Allah agar kerbau itu dihidupkan kembali. Syekh Jangkung berkata "Sekarang bangunlah", sambil mengelus-elus tanduk kerbau itu. Ajaibnya, tiba-tiba kerbau itu mengibaskan ekornya yang menandakan jika kerbau tersebut hidup kembali.

Melihat keajaiban itu maka ketujuh orang yang semula meremehkan Syekh Jangkung langsung bersujud untuk menyampaikan permintaan ma'afnya kepada Syekh Jangkung.


Sejak saat itu Syekh Jangkung membuka perkampungan baru ditempat tersebut yang kemudian dikenal dengan nama Desa Landoh.

Kabar bahwa Syekh Jangkung dapat menghidupkan kerbau yang sudah mati kemudian menyebar luas dan sampai ke telinga Sultan Agung yang lantas mengirimnya dua ekor kebau.

Akhirnya, Syekh Jangkung menetap didesa Landoh dan menjadi seorang petani. Sebelum meninggal dunia Syekh Jangkung berpesan kepada anaknya agar kelak jika Syekh Jangkung meninggal dunia, kerbau itu disembelih dan dagingnya dibagikan kepada seluruh penduduk desa Landoh.

Tapi ketika Syekh Jangkung meninggal dunia, kerbau ajaib itu menghilang dan baru muncul pada hari ke-40 setelah kematian Syekh Jangkung.

Oleh anaknya, kerbau itu kemudian disembelih dan dagingnya dibagikan kepada semua penduduk desa Landoh sesuai pesan ayahnya. Sedangkan kulit/lulangnya disimpan olehnya dengan rapi.

Suatu ketika ada seorang pedagang yang kehilangan sabuk pengikat barang dagangannya. Pedagang tersebut bertemu dengan Tirtokusumo (anak dari Syech Jangkung) dan mengadukan masalahnya. Kemudian Tirtokusumo memberikan lulang kerbau peninggalan ayahnya untuk mengikat barang dagangannya yang dibawa menggunakan sapi.

Tapi dipinggir desa sapi yang mengenakan lulang kerbau dari Tirtokusumo itu mengamuk tidak terkendali dan tidak ada seorang pun yang bisa manangkap atau membunuhnya karena sapi tersebut kebal terhadap senjata tajam.

Setelah sapi tersebut kelelahan, Tirokusumo kemudian mendekatinya dan mengambil lulang kerbau yang terikat ditubuh sapi tersebut.

Setelah sapi yang mengamuk tersebut tidak lagi mengenakan lulang kerbau Syekh Jangkung ternyata dengan mudah bisa dibunuh menggunakan tombak.

Dari kejadian itu, akhirnya masyarakat yakin jika lulang kerbau milik Syekh Jangkung memiliki kekuatan ghaib dan dapat digunakan sebagai jimat kekebalan.

Tirtokusumo kemudian memotong-motong lulang/kulit kerbau peninggalan ayahnya itu dengan ukuran kecil-kecil dan membagikannya kepada penduduk Desa Landoh, termasuk kepada Sultan Agung.

Dari situlah cerita asal-usul lulang/kulit Kebo Landoh yang merupakan kulit dari kerbau milik Syekh Jangkung dari desa Landoh.
gambar lulang kebo landoh
Ilustrasi Lulang/Kulit Kebo Landoh

Demikian informasi tentang asal-usul lulang Kebo Landoh dan khasiatnya yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar jimat dan benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Asal-usul lulang Kebo Landoh dan khasiatnya"

UNTUK PEMESANAN BENDA PUSAKA: