Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Advertisement

Filosofi dan Tuah Keris Sempaner

gambar keris sempaner
Keris Sempaner

Hartalangit.com - Keris Sempaner (Sempono Bener) merupakan salah satu dhapur Keris lurus yang cukup populer dan banyak dijumpai, mulai dari tangguh sepuh sampai tangguh nom-noman.

Ricikan pada Keris ini, antara lain: Kembang kacang, Jalen, Lambe gajah, Tikel alis dan Ri Pandan. Kadang ada juga yang memakai greneng.

"Sempaner" merupakan singkatan dari kata "Sempana Bener" yang secara harafiah memiliki arti "Mimpi yang benar".

Baca juga: Makna dan tuah Keris Sempono Bungkem

Makna ricikan pada Keris Sempaner:

1. Kembang Kacang

Pada jaman dahulu kembang kacang pada ricikan Keris disebut juga tlale (belalai) gajah. Gajah/Ganesha merupakan lambang ilmu pengetahuan yang digambarkan selalu menghirup ilmu pengetahuan yang tiada habisnya dengan belalainya.

Sekar kacang/Kembang kacang juga menyimbolkan adanya aktivitas tumbuh dan berkembang, kemudian berbuah.

2. Jalen merupakan simbol jalannya nafas yang terus menerus.

3. Lambe gajah merupakan simbol masuknya energi, motivasi dan niat.

4. Tikel alis merupakan simbol sifat Manusia yang memiliki sisi baik dan buruk, dan keduanya harus dapat dikendalikan. Dalam upaya untuk menggapai harapan hendaknya dipertimbangkan sisi baik dan buruknya.

5. Grenang berbentuk huruf Jawa (dha) atau kadang juga berbentuk lebih sederhana seperti Ri Pandan menyimbolkan suasana hati atau perasaan. Dari semua organ tubuh Manusia yang menentukan tingkat derajat Manusia yaitu dada (dha-dha).

Dalam rongga dada itulah terletak hati, bathin, perasaan, atau disebut "rasa". Jika "rasa" seseorang baik, maka baiklah semua anggota tubuhnya, tapi sebaliknya jika "rasa" menjadi sakit maka sakitlah semua anggota tubuhnya. Rasa berarti merasakan sesuatu itu dalam segala dimensi. 

Rasa merupakan suatu keadaan yang hendak dicapai dalam diri seseorang terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki "rasa" dengan eksistensi yang berbeda-beda, tergantung pada wawasan, pengetahuan, moral dan spiritual seseorang.

Seaeorang yang dapat mencapai rasa yang lebih mendalam dengan sendirinya hidupnya akan berubah dari mulai sikap, pola pikir, dan juga perilakunya. Orang tersebut akan memiliki sikap-sikap lain yang lebih benar, serta yang lebih cocok dengan realitas sebenarnya.

Secara umum semua itu melambangkan suatu pencarian dan mengembangkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan secara terus-menerus sampai tingkat tertentu. Hal itu merupakan syarat tercapainya cita-cita dan harapan. Mencari pengetahuan harus dilandasi dengan niat, motivasi yang kuat dan juga keberanian. 

Harapan dan cita-cita harus dipertimbangan dari sisi baik dan buruknya. Namun demikian Manusia harus bisa menerima segala keterbatasannya.

Manusia perlu bersikap rela menerima keadaan (Nrimo ing pandum). Nrima juga berarti iklas menerima segala konsekuensi dan persoalan apapun yang menghampiri kita tanpa keluh kesah. 

Hal ini bukan berarti apatis, "nrimo" dalam arti walaupun dalam keadaan kecewa, kesulitan dan kegagalan, tetap harus beraksi secara rasional, tidak boleh ambruk dan tidak menentang secara percuma.

"Nrimo" berarti harus bisa menerima apa adanya, tapi tidak hancur karenanya. Sikap "nrimo" memberikan daya tahan untuk menanggung keadaan yang buruk. Bagi seseorang yang memiliki sikap itu maka hidupnya tidak akan pernah hancur.

Baca juga: Minyak khusus perawatan pusaka berkhodam

Filosofi Keris Sempaner:

Sempana Bener artinya Sempana Lurus, artinya dalam berdoa kita harus selalu memohon untuk diberikan "Jalan yang Lurus". Lurus berarti tidak menyimpang dari jalur yang ditetapkan. Lurus juga berarti tidak berlebihan juga tidak kekurangan atau berada di tengah-tengah.

Jika seseorang dalam hidupnya selalu mengusahakan untuk berada di jalan yang lurus berarti orang tersebut akan selalu bertindak jujur dan luhur budinya.

Berlaku jujur, bener lan pener akan menuju batin Manusia yang selaras dengan realitas yang sebenarnya, dan oleh karena itu dengan sendirinya akan memenuhi kewajiban, tugas dan peranan yang menjadi tanggung jawabnya.

Mengembangkan diri pribadi, pengetahuan sesuai dengan bakat dan kemampuan (empan papan) dan tidak memaksakan kehendak/mengendalikan hawa nafsu. 

Selain itu, pengembangan diri dengan pengekangan hawa nafsu adalah salah satu cara, karena nafsu akan memperlemah Manusia. Mengendalikan hawa nafsu berarti mengembangkan budi pekerti untuk pencapaian budi pekerti (etika) yang baik umumnya dihalangi dua hal yaitu hawa nafsu dan pamrih.

Nafsu yang terkait dengan pamrih (egoisme) antara lain:

- Nafsu selalu ingin menonjol (nepsu menange dhewe)

- Menganggap diri selalu benar (nepsu benere dhewe)

- Memperhatikan diri sendiri (nepsu butuhe dhewe)

Sikap dasar yang luhur adalah kebebasan tanpa pamrih. Ujar-ujar Jawa mengajarkan "sepi ing pamrih, rame ing gawe". Sepi ing pamrih berarti melepaskan diri dari kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan masyarakat demi keselarasan kehidupan.

Manusia telah mencapai "sepi ing pamrih" jika tidak lagi merasa gelisah dan prihatin terhadap diri sendiri, semakin bebas dari nafsu ingin memiliki serta mempunyai hati yang tenang.

Rame ing gawe berarti melakukan apa yang dituntut oleh jabatan atau tanggung jawab kita dalam masyarakat atau pekerjaan.

Masing-masing menjalankan porsinya sesuai dengan tugas dan kewajiban yang diemban. Setiap orang harus menyadari keterbatasannya, sehingga tumbuh kerelaan untuk membatasi diri pada peran yang telah ditentukan di dunia.

Sempana Bener dalam makna yang lebih dalam merupakan suatu pesan, harapan, cita-cita, dan keinginan yang jika dilandasi dengan suatu pemahaman yang benar maka akan menjadi suatu kenyataan. Pemahaman yang benar itulah yang akan mewujudkan tercapainya harapan dan cita-cita. 

Dalam hal ini, Keris dhapur Sempaner merupakan suatu pesan bahwa untuk menggapai suatu keinginan/cita-cita hendaknya diselaraskan dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki, sebagaimana pepatah Jawa "Ojo rumongso biso, ning kudu biso rumongso".

Mimpi atau sempana/sumpena dipercaya sebagai perlambang akan terjadinya "sesuatu" dimasa yang akan datang atau sering disebut "sasmita". Namun tidak semua mimpi merupakan perlambang.

Sempana Bener (Sempaner) memberikan pesan atau ajaran bagaimana seseorang dapat menggapai mimpinya secara benar. Dalam menggapai mimpi/harapan hendaknya dilandasi dengan laku yang lurus dan benar, khususnya dalam hal etika sehingga akan tumbuh budi luhurnya.

Tuah Keris Sempaner:

Tuah Keris Sempaner dipercaya dapat membantu memudahkan pemiliknya dalam menggapai mimpi atau cita-citanya.

Baca juga: Nama-nama dhapur Keris dan Tombak lengkap menurut pakem

Demikian sedikit informasi tentang filosofi dan tuah Keris Sempaner yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit yang lain.

Tonton juga videonya:

Video YouTube - Harta Langit Channel

Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Filosofi dan Tuah Keris Sempaner"

UNTUK PEMESANAN BENDA PUSAKA: