Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Advertisement

Mitos burung Perkutut tidak boleh dipelihara oleh anak muda

gambar burung perkutut lokal
Burung Perkutut
Hartalangit.com - Burung Perkutut lokal memang memiliki daya tarik tersendiri dibanding burung jenis lainnya, karena selain memiliki suara anggungan yang merdu, burung ini juga di anggap memiliki tuah dan nilai falsafah yang tinggi, seperti nama Perkutut itu sendiri yang merupakan singkatan dari perkoro kang kudu ditut, yang artinya perihal yang harus di ikuti atau di anut.

Bagi masyarakat Jawa, burung Perkutut bukan hanya sekedar burung peliharaan saja, tapi seringkali di anggap sebagai pusaka yang menjadi kebanggan dan menjadi simbol status sosial pemiliknya pada jaman dulu karena hanya orang-orang dari kalangan atas saja yang memilikinya, sehingga kemudian muncul banyak mitos-mitos tentang burung Perkutut.

Misalnya saja, burung Perkutut yang suaranya ukung hanya cocok dipelihara oleh para priyayi atau kalangan ningrat saja, sedangkan rakyat biasa atau para petani lebih cocok memelihara burung Perkutut yang suaranya uthuk, konon agar rejekinya metutuk atau menumpuk.

Tentu saja tujuannya agar burung Perkutut yang suaranya bagus hanya dipelihara oleh para bangsawan dan priyayi saja, sedangkan rakyat biasa hanya memelihara burung Perkutut biasa, hal itu juga bertujuan untuk membedakan status sosialnya.

Demikian juga dengan Keris pusaka, keris-Keris dengan dhapur yang bagus seperti Keris-Keris yang berluk, Keris dhapur Naga, dhapur Singa atau yang lainnya hanya boleh dimiliki oleh kaum ningrat saja, sedangkan rakyat kecil hanya boleh memiliki Keris lurus yang sederhana seperti Keris Brojol, Keris Tilam Upih dan Keris Tilam Sari. Tujuannya tentu saja untuk menciptakan jarak atau membedakan kasta antara kaum bangsawan dan rakyat jelata.


Bicara tentang mitos burung Perkutut lokal memang sangat menarik karena ada banyak sekali mitos-mitos tentang burung Perkutut lokal yang ada di masyarakat.

Salah satunya, yaitu tentang larangan memelihara burung Perkutut bagi anak muda. Tentunya hal itu maksud dan alasannya.

Sebetulnya bukan tidak boleh dipelihara oleh anak muda, tapi lebih di anjurkan dipelihara oleh orang tua atau orang yang sudah dewasa.

Tujuannya adalah untuk mengingatkan orang yang sudah tua agar bisa mencontoh sifat-sifat burung Perkutut, karena memang sudah waktunya mandhito.

Orang yang sudah dewasa sebaiknya jangan banyak bercanda dan bicaralah hal-hal yang bermanfaat saja “ojo mung ngoceh nanging manggungo, utowo yen ngomong kudu sing mentes”.

Suara merdu burung Perkutut menjadi perlambang bagi Manusia agar setiap perkataan yang keluar dari mulutnya selalu enak didengar, tegas dan konsisten. "Sabdo pandhito ratu tan keno wola-wali" seperti suara burung Perkutut yang tetap konsisten dan tidak terpengaruh dengan suara burung lain meskipun dari kecil selalu berdekatan dengan burung jenis lain.

Orang yang sudah dewasa harus selalu bersikap tenang dalam menghadapi situasi apapun, jangan grusa-grusu atau gegabah. Tansah eling lan waspodo seperti kebiasaan burung Perkutut yang tenang dan berwibawa, serta  tidak pernah benar-benar tertidur pulas.

Orang yang sudah dewasa sebaiknya mulai mengurangi kesenangan duniawi dan lakukan hal-hal yang perlu saja. Seperti burung Perkutut yang hanya makan dan minum sekedarnya. Makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan.

Orang yang sudah dewasa seharusnya mulai belajar tentang arti kehidupan dan tujuan hidup yang sejati, salah satunya dengan memahami makna filosofi dari nama-nama katuranggan Perkutut kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, karena sejatinya semua nama katuranggan Perkutut memiliki makna tentang kehidupan dan syarat muatan spiritual.


Selain itu, burung Perkutut memang cocok menjadi peliharaan orang tua karena burung ini tidak memerlukan perawatan yang merepotkan seperti jenis burung ocehan. Makan dan minumnya juga sangat irit, satu cepuk pakan dan air minum bisa cukup untuk satu minggu. Burung Perkutut juga tidak perlu diberikan extra fooding seperti burung ocehan.

Kotoran burung Perkutut juga sedikit dan kering serta tidak berbau, jadi jika dibersihkan beberapa hari sekali juga tidak masalah.

Itulah kenapa burung Perkutut dikatakan sebagai peliharaannya orang tua, karena memang sangat cocok dipelihara oleh orang tua yang sudah waktunya pensiun untuk menikmati hidup.

Menikmati suara anggungan burung Perkutut juga seringkali membuat kita terlena dan lupa waktu karena suaranya yang merdu bisa membuat suasana hati menjadi tentram dan damai sehingga membuat kita betah dirumah.

Hal itu tentunya tidak sesuai untuk anak muda yang masih aktif karena masih banyak hal yang harus dicapai. Belum waktunya bagi anak muda untuk bersantai dirumah menikmati hidup karena langkahnya masih panjang.

Jadi sebetulnya, burung Perkutut bukan tidak boleh dipelihara oleh anak muda, tapi lebih di anjurkan dipeliharaa oleh orang tua sebagai sarana hiburan yang positif dan juga sebagai pengingat karena banyak sekali pitutur atau wejangan-wejangan tersirat pada burung Perkutut yang bisa dijadikann sebagai tuntunan hidup.


Demikian sedikit informasi tentang mitos anak muda dilarang memelihara burung Perkutut yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Perkutut katuranggan dan benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.

Tonton juga videonya:

Video YouTube - Harta Langit Channel

Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Mitos burung Perkutut tidak boleh dipelihara oleh anak muda"

UNTUK PEMESANAN BENDA PUSAKA: