Mitos tentang Kucing hitam dalam kepercayaan masyarakat Jawa
![]() |
Ilustrasi |
Hartalangit.com – Kucing merupakan salah satu jenis hewan yang banyak dipelihara oleh Manusia karena karkternya yang jinak. Bahkan hewan ini telah dpelihara oleh Manusia sejak zaman Mesir kuno yang dihubungkan dengan mitos tentang Dewi Bast yang konon berwujud seekor kucing.
Dalam mitologi Yunani, Dewi Bast adalah anak dari Dewa Ra
(Dewa Matahari). Dewi Bast merupakan Dewi pelindung rumah dan ladang dari
serangan tikus yang juga bisa menjelma menjadi seekor singa betina ketika
berada ditengah peperangan.
Baca juga: Mitos tentang burung hantu dalam kepercayaan masyarakat Jawa
Dalam kebudayaan Islam, kucing merupakan hewan kesayangan Nabi
Muhammad SAW. Diceritakan dalam suatu kisah, bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki
seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu ketika, saat Nabi Muhammad hendak
mengambil jubahnya, beliau melihat Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai
diatas jubahnya. Karena tidak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu,
kemudian Nabi Muhammad memotong belahan lengan jubahnya yang ditiduri oleh Mueeza.
Ketika Nabi Muhammad kembali ke rumah, Muezza terbangun dan
merunduk sujud kepada beliau. Sebagai balasan, Nabi menunjukkan kasih sayangnya
dengan mengelus-elus tubuh Mueeza dengan lembut sebanyak 3 kali.
Beberapa kepercayaan kuno bahkan mempercayai kucing sebagai
perwujudan dari jiwa atau roh yang bertugas menemani dan membimbing Manusia.
Mereka di anggap mengetahui tentang segala sesuatu yang ada disekitarnya dan
yang akan terjadi, tapi karena mereka tidak bisa bicara sehingga tidak dapat mengingatkan
atau mempengaruhi tindakan-tindakan atau keputusan-keputusan yang di ambil oleh
Manusia.
Di Jepang kucing merupakan hewan yang dipercaya dapat membawa
keberuntungan. Mitos itu berhubungan dengan legenda Maneki Neko. Maneki Neko
merupakan kucing keberuntungan sehingga siapapun yang memiliki Maneki Neko,
maka hidupnya akan dipenuhi keberuntungan dan rejeki yang melimpah.
Mitos tentang kucing juga terdapat di Jawa. Hal itu terdapat
dalam naskah lama yang berjudul “Serat Ngalamating Kucing”. Naskah tersebut
ditulis dengan aksara Jawa secara anonim yang lebih banyak membahas tentang mitos dan katuranggan kucing.
Seperti yang tertulis dalam naskah Serat Ngalamating Kucing,
ada beberapa mitos tentang kucing yang ada di masyarakat Jawa. Ada beberapa
jenis kucing yang di anggap dapat membawa keberuntungan dan ada juga yang dapat
membawa keburukan/kesialan bagi yang memeliharanya.
Baca juga: Mitos dan khasiat ghaib burung Gagak hitam
Berikut ini beberapa
jenis kucing beserta ciri-cirinya yang dinilai tidak baik untuk dipelihara:
1. Kucing Kembang Asem
Kucing Kembang Asem adalah kucing yang memiliki warna atau
corak bulu seperti bunga asam dan berekor panjang.
“Aja sira ngingu
kucing lurik kembang asem amba ingkang adawa buntute, punika lamate ala, boros
asring kelangan. Lamun bundhel buntutipun alane nora ngapa”
Artinya:
Jangan kamu memelihara kucing bercorak seperti kembang asam
lebar yang ekornya panjang, karena itu pertanda buruk, dapat menyebabkan sifat
boros dan sering kehilangan. Tapi jika ekornya bundhlel itu tidak apa-apa.
2. Kucing Putra Kajetaka
Kucing Putra Kajetaka adalah kucing yang berbulu hitam dan
berekor panjang.
“Aja sira ngingu
kucing ireng polos ingkang adawa buntute kalangkung awon lamate, aran putra
kajetaka. Iku den singgahana wutah getihe kang ngingu. Yen bundhel datan ngapa”
Artinya:
Jangan kamu memelihara kucing hitam mulus berekor panjang
karena sangat tidak baik, namanya putra kajetaka. Jika dimiliki maka akan
tumpah darah yang memeliharanya. Tapi jika ekornya bundhel tidak apa-apa.
3 Kucing Durjana Kapethuk
“Aja sira ngingu
kucing awake ireng sedaya nanging sirah belang puteh terus marang cangkem. Iku
lamate ala, aran durjana kapethuk, sakarsane kawendak”
Artinya:
Jangan kamu memelihara kucing yang badannya hitam semua tapi
kepalanya belang putih begitu juga dengan mulutnya. Itu pertanda buruk namanya
durjana kapethuk. Semua keinginan akan tertunda.
Berikut ini jenis
kucing hitam yang dinilai baik untuk dipelihara:
1. Kucing hitam yang memiliki bercak putih diperut kirinya
disebut wulan krahinan (bulan kesiangan). Konon jika memelihara kucing ini akan
membuat semua keinginan tercapai, apalagi jika ekornya bundhel.
2. Kucing hitam yang keempat kakinya memiliki belang putih, konon
jika dipelihara akan mendatangkan kebahagiaan dan banyak rejeki.
Baca juga: Mitos tentang kekuatan mistis ayam Cemani
Demikian sedikit informasi tentang mitos tentang Kucing
hitam dalam tradisi masyarakat Jawa yang dapat kami sampaikan pada artikel kali
ini. Untuk informasi lain seputar Dunia Spiritual dan Supranatural, dapat
dibaca pada artikel Harta Langit
lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
0 Response to "Mitos tentang Kucing hitam dalam kepercayaan masyarakat Jawa"
Post a comment