Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Advertisement

Makna Dibalik Nama Perkutut, Katuranggan dan Ciri Mathi

filosofi perkutut katuranggan
Burung Perkutut
Hartalangit.com - Perkutut merupakan burung yang istimewa karena sejak jaman dulu telah menjadi hewan peliharaan, bahkan menjadi klangenan bagi masyarakat Jawa.

Selain memiliki suara anggungan yang merdu, Perkutut juga dipercaya memiliki tuah ghaib yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu. Selain itu, banyak filosofi yang dapat kita pelajari dari burung klasik ini, antara lain:

- Dalam hal makan dan minum burung Perkutut tidak rakus. Jika diberikan satu cepuk pakan dan air minum bisa cukup untuk satu minggu. Artinya, burung Perkutut hanya makan dan minum sekedarnya saja, (Makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan).

Dari situ kita bisa mengambil pelajaran bahwa dalam hidup ini seharusnya kita tidak hanya mementingkan urusan perut saja (materi), karena hal itu akan membuat kita menjadi serakah dan cenderung akan menghalalkan segala cara hanya demi mengejar materi.

- Karakter burung Perkutut yang begitu tenang dan berwibawa mengajarkan agar dalam hidup ini kita selalu bersikap tenang dalam segala situasi, tidak banyak bicara tentang hal-hal yang tidak berguna dan hanya bicara hal-hal yang bermanfaat saja (Ojo mung ngoceh, nanging manggungo, utowo yen ngomong kudu sing mentes).

Bagi para Priyayi Jawa, burung Perkutut juga menjadi salah satu simbol kesempurnaan seorang laki-laki Jawa yang sudah di anggap mapan, yaitu:
1. Wismo: Rumah
2. Garwo: Istri
3. Turonggo: Kuda (Kendaraan)
4. Kukilo: Burung (Perkutut)
5. Curigo: Keris

Oleh karena itulah, masyarakat Jawa khususnya para laki-laki yang sudah dewasa banyak yang memelihara burung atau disebut "kukilo" terutama burung Perkutut.


Banyak alasan kenapa masyarakat Jawa khususnya kaum laki-laki banyak yang memelihara burung Perkutut. Hal itu dikarenakan hobi dan juga tradisi dari para Leluhur terdahulu yang menjadikan Perkutut sebagai burung klangenan.

Burung Perkutut merupakan sarana pencipta kepuasan bagi pemiliknya. Suara anggungannya mampu memberikan suasana tenang, teduh, santai dan kebahagiaan seolah-olah dapat menghubungkan para penikmatnya dengan alam semesta secara langsung.

Para leluhur orang Jawa sering memberikan wejangan atau pitutur secara tersirat menggunakan simbol-simbol atau perlambang. Salah satu media yang digunakan oleh para leluhur Jawa untuk menyampaikan wejangan atau nasehat adalah burung Perkutut melalui nama-nama katuranggan yang masing-masing memiliki makna yang dalam tentang kehidupan dan syarat muatan spiritual.

Nama Perkutut merupakan singkatan dari “Perkoro kang kudu di tut” yang artinya sesuatu yang harus di ikuti. Maksudnya wejangan-wejangan tersirat pada katuranggan Perkutut itulah yang harus dipahami maknanya dan dijadikan sebagai tuntunan hidup.

Ada dua kategori orang yang memelihara burung Perkutut, ada yang suka dengan suara anggungannya dan ada juga yang suka dengan katuranggan atau ciri mathinya karena dipercaya memiliki tuah tertentu.

Perkutut Katuranggan di anggap memiliki kekuatan ghaib yang dapat mempengaruhi pemiliknya menurut jenis katuranggan atau ciri mathinya.


Orang yang memelihara burung Perkutut karena suka dengan suara anggungannya tidak akan mempermasalahkan katuranggan/ciri mathinya, karena yang terpenting adalah kualitas suara anggungannya.

Sedangkan orang yang memelihara burung Perkutut karena ciri mathi/katuranggannya memiliki kepercayaan bahwa dengan memelihara burung Perkutut dengan katuranggan tertentu bisa mendatangkan rejeki atau keberuntungan serta hal-hal lainnya.

Katuranggan berasal dari kata "katur" yang artinya menyampaikan dan "angga" yang artinya fisik atau raga. Jadi, katuranggan dapat di artikan menyampaikan pengetahuan melalui bentuk fisik/badan. Sedangkan ciri mathi adalah ciri-ciri berdasarkan sifat atau perilaku.

Tapi yang terpenting dalam memelihara burung Perkutut adalah keyakinan pada diri pribadi kita sendiri. Artinya, kepercayaan akan katuranggan, tuah atau angsar pada burung Perkutut harus tetap ditempatkan pada posisi yang semestinya, dan harus dipahami makna atau pesan yang ada pada katuranggan tersebut kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar bisa merasakan sejatinya tuah pada Perkutut katuranggan, sehingga tidak terjebak pada anggan-angan yang menyesatkan.

Mengenai pulung atau wahyu, akan datang dengan sendirinya jika jiwa dan batin kita telah benar-benar tertata. Karena sejatinya "Pulung kang nggoleki wong, dudu wong kang nggoleki pulung" atau "Isi kang nggoleki wadhah, dudu wadhah kang nggoleki isi". Artinya pulung atau wahyu tidak bisa dicari, tapi akan datang sendiri kepada orang yang pantas menjadi wadahnya.


Demikian sedikit informasi tentang arti dari nama Perkutut, Katuranggan dan Ciri Mathi yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Perkutut katuranggan, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya.

Tonton juga videonya:

Video YouTube - Harta Langit Channel

Dukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Makna Dibalik Nama Perkutut, Katuranggan dan Ciri Mathi"

UNTUK PEMESANAN BENDA PUSAKA: